02/01/11

TOPIK MENARIK MENYUSUN SKRIPSI

Semangat Pagi, salam sehat buat rekan-rekan Public Health sekalian dimanapun anda berada. Lebih khusus lagi bagi rekan-rekan yang saat ini sedang mencari inspirasi dalam melakukan penelitian untuk tugas akhir (SKRIPSI). Semoga rekan-rekan sekalian mendapat inspirasi dan semoga bermanfaat.

Bidang Epidemiologi
1. Analisis Faktor Risiko Ca Servik
2. Analisis Faktor Risiko PJK
3. Hubungan Rokok dan PJK
4. Ketidakteraturan berobat penderita kusta
5. Ketidakteraturan berobat penderita TB Paru
6. Tingkat kunjungan ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care
7. Faktor risiko primigravida
8. Faktor risiko Stroke
9. Faktor risiko DM
10. Faktor risiko TB Paru Relaps
11. Kelengkapan imunisasi bayi

Bidang Administrasi Kesehatan Masyarakat

1. Mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
2. Mutu pelayanan petugas kesehatan rumah sakit

3. Kinerja petugas dinas kesehatan

4. Mutu pelayanan kesehatan puskesmas

5. Mutu pelayanan petugas kesehatan puskesmas

6. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit

7. Pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat pesisir

8. Pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas

9. Pemanfaatan pelayanan antenatal care
10. Mutu Pelayanan Antenatal Care

Bidang Kesehatan Lingkungan
1. Tingkat kepadatan lalat
2. Diare hubungannya dengan sanitasi lingkungan
3. ISPA hubungannya dengan kondisi rumah
4. Keadaan Fasilitas sanitasi dasar masyarakat
5. TB Paru hubungannya dengan kondisi rumah
6. Keadaan fasilitas sanitasi dasar rumah sakit

Bidang Kesehatan Kerja
1. Sikap pekerja terhadap K3
2. Perilaku penggunaan APD pada Polantas
3. Perilaku Pekerja dalam Penggunaan APD di Lingkungan kerja

Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat

1. Status Gizi Bayi
2. Faktor Risiko BBLR
3. Penilaian status gizi bayi/balita
4. Pola makan mahasiswa dan Status gizi
5. Pemberian ASI Eksklusif 0 - 6 bulan
6. Penerapan pola pemberian makanan tambahan anak usia 6 - 24 bulan
7. Tingkat pemberian MP-ASI
8. Tingkat pemberian MP-ASI Lokal


BEBERAPA CONTOH JUDUL SKRIPSI

  1. Upaya menciptakan masyarakat sehat di pedesaan : suatu studi perilaku terhadap kesehatan di beberapa desa di Sulawesi Selatan
  2. Pembinaan dan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat kota
  3. Hubungan antara sistem perawatan kesehatan dengan sistem teori penyakit dan peranan penyimbang nuwou : studi kasus dalam institusi kesehatan pada masyarakat adat Lampung Pepadon Megou Pak Tulang Bawang
  4. Pembangunan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu
  5. Pengaruh kondisi udara terhadap kesehatan masyarakat di zona industri Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
  6. Perlakuan masyarakat dan rehabilitasi sosial terhadap penderita kusta dan bekas penderita kusta di Desa Tegal Mengkeb, Abiansemal, dan Lod Tunduh, Bali : suatu kajian antropologi kesehatan berkenaan dengan penyakit kusta
  7. Faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat di perwakilan Kecamatan Majalaya, Karawang, Jawa Barat, 1994
  8. Hubungan pengelolaan sampah padat dengan kondisi kesehatan masyarakat di daerah kumuh : studi kasus Kebon Kacang dan Kampung Rawa, Jakarta Pusat
  9. Penetapan tarif rasional berdasarkan biaya satuan dan kemampuan membayar masyarakat di Poliklinik Kesehatan Gigi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun anggaran 1996/1997
  10. Analisis tingkat kebisingan dan pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat di Wonosobo Surabaya : penelitian cross sectional
  11. Pengaruh mata ajaran kesehatan masyarakat dan faktor-faktor lain terhadap pengetahuan dan sikap para mahasiswa Institut Ilmu Pemerintahan dalam upaya kesehatan masyarakat
  12. Demand masyarakat kelurahan Pademangan terhadap Balai Kesehatan Masyarakat Melania di Jakarta Utara
  13. Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi (puskesmas, dokter gigi, praktek swasta, poliklinik gigi rumah sakit) di Kecamatan Tegalsari, Kotamadya Surabaya
  14. Program perawatan kesehatan masyarakat dalam peningkatan kesehatan perinatal di Kabupaten Sidoarjo
  15. Tingkat pemanfaatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB) di Tegal Alur
  16. Prioritas kebutuhan staf berdasar karakteristik individu pengaruhnya terhadap kepuasan kerja : suatu studi manajemen kesehatan masyarakat pada 3 suku bangsa di organisasi puskesmas
  17. Studi perbandingan hasil aspek kognisi penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit tentang diare dengan metode ceramah dan diskusi pada ibu pasien balita di UPF IKA RSUD Soetomo
  18. Beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pusat kesehatan masyarakat sebagai tempat pertolongan persalinan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan
  19. Efektivitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas Propinsi Bengkulu
  20. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas di Kabupaten Dati II Semarang
  21. Pengaruh pemberian pengetahuan tentang proses persalinan terhadap lama persalinan di puskesmas
  22. Hub. Antara karakteristik perawat dengan motivasi kerja perawat
  23. Kti asuhan keperawatan ny. ”s” dengan pneumoni lobans dextra di irna i penyakit dalam ruang d1 rsup
  24. Kti asuhan keperawatan keluarga tn. “m” dengan hipertensi
  25. Kti asuhan keperawatan keluarga bp. “l” dengan anggota keluarga menderita asma
  26. Kti asuhan keperawatan pada bp. “s” dengan urolitiasis pasca ureterolitektomi kiri dan nefrostomi kanan di bangsal bedah a2 irna
  27. Kti asuhan keperawatan klien bp. ”s” dengan decompensasi cordis di ruang a1 irna rsup dr. Sardjito (2000)
  28. Kti asuhan keperawatan pada bp. “m” dengan diabetes melitus di ruang irna rsup dr.. Sardjito (2002)
  29. Kti asuhan keperawatan keluarga tn. S dengan salah satu anggota keluarga menderita decompensasi cordis di wilayah kerja puskesmas gamping ii sleman (2001)
  30. Kti asuhan keperawatan keluarga tn. S dengan dm di wilayah kerja puskesmas gamping ii sleman (2002)
  31. Karakterissasi dan ekspresi gen penyandi esa (excretory and scretory antigens) rekombine toxo plasma gondii isaat lokal (2006)
  32. Hu. Antara kadar hb selama kehamilan dan paritas dengan berat bayi lahir di puskesmas mergangsan yk th. 2005 (2006)
  33. Hub. Tingkat pengetahuan dengan sikap pencegahan terhadap kanker leher rahim pada sisw kelas i jurusan kecantikan smkn 4 yk th. 2007 (2007)
  34. Korelasi kolesterol – hdl dengan indeks massa tubuh pada penderita penyakit jantung koroner di rsup dr. M. Djamil padang (2006)
  35. Tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi di desa bedoyo ponjong gunung kidul th. 2006 (2006)
  36. Penatalaksanaan nefropati diabetik (tinjauan pustaka) (2000)
  37. Pengaruh pemberian ekstrak ikan lele dan putih telur terhadap kadar serum albumin pada pasien hipialbuminemia di rs. Sardjito (2005)
  38. Hub. Tingkat pengetahuan reproduksi dengan perilaku seks pra nikah remaja penghuni kos-kosan di kel. Semaki gede kec. Umbulharjo yk (2007)
  39. Efek pemberian ekstrak etanol buah adas (foeniculum vulgare mill) secara topikal terhadap kepadatan angiogenesis & leuklosit polimonuklear pada proses penyembuhan luka gingivalabial) tikus sparague dawley in vivo (2007)
  40. Intensifikasi perbaikan gizi keluarga melalui keaktifan dalam organisasi pkk (1995)
  41. Efektivitas pelayanan gizi pada posyandu dan persepsi ibu tentang manfaat gizi yang diikuti perilaku ibu dalam aktivitas pemberian makanan bergizi terhadap pertumbuhan anak balita di kel. Muja muju kec. Umbulharjo dan kel. Baciro kec. Gondokusumo kodia yk prop diy (1993)
  42. Program usaha perbaikan gizi keluarga dalam meningkatkan kesehatan anak balita di desa pleret kab. Bantul yk (2000)
  43. Intensifikasi perbaikan gizi keluarga melalui keaktifan dalam organisasi pkk (studi di dusun trengguno desa sidorejo kec. Ponjong kab. Gunung kidul) (1995)
  44. Pengaruh pelaksanaan program usaha perbaikan gizi keluarga (upgk) dan tingkat sosial ekonomi terhadap perilaku masyarakat dalam hidup sehat (1997)
  45. Kegiatan posyandu dalam meningkatkan kesehatan anak balita (suatu penelitian di desa giri peni kec. Wtes kab. Kulon progo yk) (1998)
  46. Partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu sebagai upaya peningkatan kesehatan ibu dan balita (1996)
  47. Pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap pelaksanaan imunisasi di desa gadungan kec. Wedi kab. Klaten jateng (1998)
  48. Analisis kepuasan pasien rawat inap ruang mardi swasta terhadap kualitas jasa pelayanan rs st. Elisabeth semarang (studi kasus pada rs. Panti baktiningsih di klepu) (2003)
  49. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada rs. Bethesda yk (2004)
  50. Analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan medis di rsud kab. Dati ii bantul (1998)
  51. Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit (studi kasus pada rsu bethesda lempuyangan yk) (2003)
  52. Analisis kepuasan rawat inap terhadap pelayanan rumah sakit (studi kasus rs santo yusuf boro yk) (2005)
  53. Analisis pengaruh persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan (studi kasus pada rs. Panti rapih yk) (2004)
  54. Analisis pengaruh lingkungan fisik dan lingkungan sosial terhadap kepuasan kerja karyawan (studi kasus pada rs. Santa elisabeth, ganjuran) (2005)
  55. Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada rsu pku muhammadiyah bantul yk (2004)
  56. Analisis hub. Fasilitas dan pelayanan rumah sakit terhadap kepuasan pasien (studi kasus pda rs. Panti rapih yk) (2006)
  57. Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan di rsi klaten (2006)
  58. Pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada rsu pku muhammadiyah yk (2004)
  59. Pengaruh stres kerja berdasarkan faktor lingkungan faktor organisasional, dan faktor individu terhadap prestasi kerja karyawan pada rsu pku muhammadiyah yk (2005)
  60. Pengaruh kompensasi, kesejahteraan karyawan, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan pada rsi klaten (2005)
  61. Pengaruh gaji, jaminan sosial dan kesejahteraan terhadap kepuasan kerja karyawan pada rsi hidayatullah yk (2005)
  62. Pengaruh stressor pekerjaan terhadap prestasi kerja karyawan di lingkungan rsu pku muhammadiyah yk (2005)
  63. Pengaruh kepemimpinan, disiplin dan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan pada rsu pku muhammadiyah yk (2005)
  64. Pengaruh kemampuan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan rsu r.a kartini jepara (2005)
  65. Pengaruh pelaksanaan program keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan kerja karyawan terhadap prestasi kerja di rsu pku muhammadiyah yk (2005)
  66. Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada rsu pku muhammadiyah bantul yk (2004)
  67. Analisa pengaruh organisasi dan kemampuan kerja karyawan terhadap kinerja individu di rsup dr. Soeradji tirtonegoro klaten (2005)
  68. Analisis sikap staf struktural terhadap standar kerja dan kepatuhan pada standar kerja di rumah sakit umum (2003)
  69. Analisis hub. Gaji dan upah dengan produktivitas karyawan
  70. Analisis sikap pasien rawat inap terhadap pelayanan rumah sakit
  71. Analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan medis
  72. Analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan medis di rsud
  73. Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit
  74. Pengaruh lingkungan kerja dan upah terhadap karyawan

17/12/10

KANAL DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN

Pendahuluan

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. (Notoatmodjo, S., 2007)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80% dari penyakit yang mempengaruhi penduduk dunia langsung maupun tidak langsung adalah berhubungan dengan air. Terutama di daerah kering,pengembangan sumber daya air yang salah dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia seperti peningkatan malaria dan schistosomiasis. Di pedesaan orang lebih suka air kanal sebagai sumber air (air tanah dan / atau penyimpanan tangki, dll) karena alasan kuantitas, aksesibilitas atau kualitas. Karena aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai, berbagai jenis bahan limbah masuk ke sistem air sungai, dan mempengaruhi kualitas air. Juga, peningkatan penggunaan pupuk dan pestisida di negara-negara berkembang menyebabkan residunya merembes menuju ke air kanal dan saluran air dan bahkan di konsentrasi rendah residu tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Sehingga nampak bahwa penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang peranan penting dalam menurunkan kejadian banyak penyakit yang ditularkan melalui air. (Yusuf, 2010)

Di Afrika , khususnya di Nigeria tingkat pencemaran air sudah sangat menghawatirkan. Dari hasil penelitian Olowu, R.A.et al., menunjukkan adanya konsentrasi COD dan BOD yang meningkat, hal ini di sebabkan oleh tingkat pencemaran air di kanal Oke Ofa yang sudah tinggi. (Sumitro, 2010)

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Irlandia (EPA) tidak semua perairan Irlandia memenuhi status kualitas air yang baik. Eutrofikasi adalah salah satu ancaman utama terhadap kualitas air, yang timbul dari pembuangan pupuk, kotoran dan deterjen. Kondisi mikrobiologi air yang tidak memuaskan dari skema dan air tanah merupakan masalah besar untuk air minum Irlandia, bahkan mencapai 30 kali tingkat E. coli dari Inggris dalam beberapa kasus. Ditemukan hanya 40% dari wilayah perairan dan pesisir diklasifikasikan sebagai tercemar. Sampai dengan 52% dari semua lokasi pemantauan air tanah dikonfirmasi pada tingkatan tertentu. Prognosis keseluruhan memprediksi bahwa "status air yang baik" tidak akan tercapai pada tahun 2015 sebesar 64% dari sungai, 64% dari danau, 53% dari perairan muara, 27% dari perairan pesisir dan 62% dari air tanah. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari 8% pasokan air publik terkontaminasi E. coli pada tahun 2006-2007, dan survei oleh otoritas keamanan pangan dari Irlandia baru-baru ini mengungkapkan bahwa terdapat E. coli dalam 1% air minum kemasan Irlandia. Alasan utama air mandi Irlandia tidak memenuhi syarat adalah karena standar pedoman untuk coliform fekal dan total hitungnya yang sangat tinggi. (Munawir, 2010)

Penelitian Peterson et al. (1993) untuk mengetahui pengaruh lingkungan air terhadap jenis kerangBrachydontes variabilis melaporkan bahwa telah terjadi perubahan struktural dalam sistem reproduksi kerang jenis Brachydontes variabilis jantan yaitu adanya perubahan fungsional seperti fungsi sel, produksi sperma dan ditemukan tanda-tanda toksisitas perkembangan sensitif. Oleh karena itu, perhatian difokuskan pada kemungkinan pengaruh polutan berbagai antropogenik histopatologi dari gametogenesis kerang. Sebagai contoh, Lowe (1988) ditemukan peningkatan perubahan gamet dan degenerasi pada jaringan reproduksi Mytilus edulisterhadap konsentrasi berbagai kontaminan (PAH, PCB, logam berat). (Erwin, 2010 )

Penelitian terbaru Sanja M. Sakan et al (2010) menemukan adanya pencemaran logam berat (Cu, Cd, Zn, dan Pb) di sedimen kanal dari sungai Danube (Serbia). Kontaminasi oleh logam tersebut sangat berbahayabagi lingkungan alam dan merupakan salah satu masalah utama bagi kesehatan manusia dan kualitas lingkungan karena logam tersebut memiliki efek beracun terhadap kehidupan organisme ketika logam tersebut melebihi konsentrasi yang telah ditetapkan. (Amirullah, 2010)

Seshan, B, et al. (2010) telah melakukan penelitian untuk memeriksa konsentrasi logam dalam sedimensepanjang air kanal Buckingham, Ennore. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar unsur logam
terakumulasi. Zn merupakan kandungan logam yang tertinggi sedangkan Cd merupakan kandungan logam yang terendah. Telah terjadi pola distribusi dari Cd, Cr, Cu, Pb dan Zn dalam sedimen. Cd tidak berada pada semua sisi sedimen dan Pb hampir tidak ada kecuali pada sisi tertentu (Core 4). Dari penelitian tersebut, logam Cr dan Cu menjadi perhatian besar karena dapat memiliki efek biologis pada organisme Ennore. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, air kanal Buckingham, Ennore dianggap cukup tercemar. (Seprianto, 2010)

Pencemaran air baik air kanal maupun sumber air lainnya juga banyak terjadi di Indonesia, beberapa kasus telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan masalah pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.

Sebagai contoh krisis air yang terjadi di hampir semua wilayah pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari berkurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.Menyusutnya pasokan air pada beberapa sungai besar di Kalimantan menjadi fenomena yang mengerikan, sungai-sungai tersebut mengalami pendangkalan akibat minimnya air pada saat kemarau serta ditambah erosi dan sedimentasi. Pendangkalan di sungai Mahakam misalnya meningkat 300% selama kurun waktu 10 tahun terakhir (Air Kita Diracuni, 2004).

Dengan terjadinya pencemaran air kanal, kadar unsur krom yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat meningkat melebihi kadar normal (kadar normal: 0,05mg/kg berat badan), baik melalui makanan maupun airminum, mencerna makanan yang mengandung kadar kromium tinggi bisa menyebabkan gangguan pencernaan, berupa sakit lambung, muntah, dan pendarahan, luka pada lambung, konvulsi, kerusakan ginjal, dan hepar, bahkan dapat menyebabkan kematian, (Widowati, 2008)

Melihat pentingnya air kanal bagi umat manusia, maka perlu dilakukan pemeliharaan yang cermat atas parit-parit dan penguatan dinding pembatas kanal-kanal agar dapat meningkatkan perolehan air dalam jumlah yang cukup besar. Dari laporan Komisi WHO tentang Kesehatan dan Lingkungan dikatakan bahwa di banyak negara berkembang, efisiensi sistem irigasi sangat rendah yaitu hanya mencapai tingkat 20%, dimana kehilangan air dalam jumlah yang sangat besar terjadi di kanal-kanal penyalur akibat kebocoran dan kurangnya pemeliharaan.

Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan. Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Kanal tertua, sekitar 4000 SM, dibuat untuk tujuan irigasi di Mesopotamia. Dalam perkembangan selanjutnya, kanal dapat difungsikan sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir serta dapat berguna untuk jalur transportasi/perdagangan.

Kanal yang ada di Kota Makassar ada tiga dengan panjang keseluruhan mencapai 15,11 km, yang terdiri dari Kanal Jongayya 7,83 km, Kanal Panampu 4,92 km, dan Kanal Sinrijala 2,36 km. Ketiga kanal ini diindikasikan telah terjadi pencemaran air, oleh aktivitas manusia di sepanjang kanal yang ada di Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Nurjanna (2009), yang menguji kualitas air Kanal Sinrijalla di Kota Makassar dengan parameter logam kromium di lima titik Kanal Sinrijalla (titik I di hulu kanal, titik II di industry, titik III di pasar, titik IV di pemukiman dan titik V di hilir). Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Kromium air Kanal Sinrijala pada lima lokasi pengambilan sampel dalam dua waktu pengambilan diperoleh gambaran bahwa pada pagi hari kadar Kromium yang tertinggi terdapat pada lokasi II di insdustri tahu tempe sebesar 0.144 mg/L dan yang terendah terdapat pada lokasi III di Pasar Tamamaung sebesar 0.122 mg/L. Sedangkan pada sore hari kadar Kromium yang tertinggi terdapat pada lokasi II sebesar 0.110 mg/L, dan yang terendah terdapat pada lokasi V di daerah hilir kanal penduduk sebesar 0.025 mg/L (standar nilai Kromium dalam air yaitu ≤ 0.05 mg/l).

Lingkungan air harus dilindungi oleh standar kualitas kekuatan hukum yang tetap. Di Uni Eropa, Water Framework Directive (WFD) mensyaratkan negara anggota untuk memastikan perairan mereka dipelihara dan paling tidak mencapai status air berkualitas baik pada tahun 2015. Uni Eropa dengan peraturan-peraturanya mengarahkan untuk mencapai: Pedoman air mandi, pedoman air minum, pedoman penilaian dampak lingkungan, pedoman saluran pembuangan air, pedoman pengolahan air limbah perkotaan, pedoman nitrat, pedoman terpadu pencegahan pengendalian pencemaran, dll. Beberapa langkah dasar lainnya termasuk biaya pemulihan untuk menggunakan air, langkah-langkah untuk mempromosikan penggunaan yang efisien dan berkelanjutan, perlindungan sumber air minum, otorisasi pembuangan ke air tanah, pengendalian debit sumber titik dan sumber polusi menyebar, pencegahan atau pengurangan polusi oleh aktivitas manusia, dll. (Munawir, 2010)

Dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pencemaran air kanal merupakan masalah lingkungan yang serius pada skala internasional. Untuk mendapatkan air kanal yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal karena sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga yang berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur, maupun limbah dari kegiatan industri yang mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik dan kegiatan-kegiatan lainnya. Untuk itu perlu mengetahui penyebab masalah pencemaran air kanal dan dampaknya terhadap kesehatan manusia serta usaha penanggulangan pencemaran air kanal. Hal inilah yang menjadi titik tolak penulis untuk menyusun makalah ini.

Faktor- Faktor Penyebab Pencemaran Air Kanal

Banyak faktor yang mempengaruhi pencemaran air, diantaranya adalah mikroorganisme, curah hujan, kecepatan aliran air, dan kualitas tanah.

1. Mikroorganisme

Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme patogen dan non patogen didalamnya. Danau atau sungai yang terkontaminasi/tercemar mempunyai spesies mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air yang tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik yang tinggi sehingga pada umumnya banyak mengandung mikroorganisme heterotropik. Mikroorganisme heterotropik akan menggunakan bahan organik tersebut untuk metabolisme, misalnya bakteri coliform.

Pencemaran mikrobiologi air adalah masalah lingkungan global yang serius. Pencemaran air dengan kotoran manusia dan hewan merupakan sumber patogen berbahaya dan disisi lain pencemaran air alami menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, kualitas mikrobiologi air (pedalaman, pesisir dan transisi) yang dipersyaratkan kini dijadikan oleh Uni Eropa (UE) dan Irlandia sebagai kriteria kualitas air yang baik pada tahun 2015. (Munawir, 2010)

2. Curah Hujan

Curah hujan di suatu daerah akan menentukan volume dan badan air dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan di dalamnya (deluting effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim dapat lebih mengencerkan (mendispersikan) air yang tercemar.

3. Kecepatan Aliran Air (Stream Flow)

Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat terdispersi.

4. Kualitas Tanah

Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air, ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber air. Beberapa sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida, herbisida, logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara besar-besaran (misalnya Open dumping).

Untuk mengetahui apakah terjadi pencemaran air atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batas­anpolusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:

1) Nilai pH, keasaman dan alkalinitas

2) Suhu

3) Warna, bau dan rasa

4) Jumlah padatan

5) Nilai BOD/COD

6) Pencemaran mikroorganisme patogen

7) Kandungan minyak

8) Kandungan logam berat

9) Kandungan bahan radioaktif. (Erwin, 2010 )

Komponen Pencemar Air

Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik, anorganik, olahan bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.

1. Bahan buangan padat/butiran.

a) Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.

b) Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air, menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air, sehingga jumlah ikan berkurang.

c) Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.

2. Bahan buangan organik.

Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme. Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3. Bahan buangan anorganik.

Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah ini berasal dari industri yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industri kimia, elektronika, elektroplating. Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

4. Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).

Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung mikroorganisme dan bakteri patogen.

5. Bahan buangan cairan berminyak.

Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam waktu lama.

Bahan ini mengganggu karena:

a) Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.

b) Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.

c) Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak bisa mengembang.

d) Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena, dan senyawa toluena.

6. Bahan buangan zat kimia, misalnya:

a). Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu lingkungan karena:

i. Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5 - 11.

ii. Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu mikroorganisme. Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

b) Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.

c) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang / penyebab tumbuhnya kanker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

d) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air minum. Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym. Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan bertambah dan memungkinkan berkembang biaknya bakteri patogen yang berbahaya.

e) Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang (pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan, industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat merusak sel tubuh dan genetik.


Hubungan antara bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukkan secara skematik sebagai berikut :




Gambar 1. Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadap Lingkungan Perairan.

B. Dampak Pencemaran Air Kanal terhadap Kesehatan

Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.

Adapun dampak pencemaran air kanal pada umumnya dibagi dalam beberapa kategori yaitu:

1. Dampak Terhadap Manusia

a. Disebabkan oleh mineral

1) Cd (Cadmium)

Dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang, pankreas, kelenjar gondok.

2) Cu (tembaga)

Dalam jumlah besar menyebabkan rasa tidak enak di lidah dan menimbulkan kerusakan pada ginjal dan hati.

3) Pb (timah hitam)

Bersifat kronis dan komulatif. Keracunan Pb menimbulkan anemia, gangguan ginjal, penurunan mental pada anak-anak, gangguan jiwa, kolik usus, penyakit hati dan gangguan susunan syaraf, serta mengacaukan susunan darah. Dalam jangka lama Pb berkumpul pada gigi dan tulang.

4) Hg (merkuri)

Merupakan unsur yang sangat beracun. Pada keracunan tingkat ringan timbul pusing, sakit kepala dan mudah lelah. Pada keracunan tingkat berat menyebabkan kerusakan ginjal, sendi-sendi kaku, penglihatan terganggu, kelainan sistem syaraf dan dapat menimbulkan kematian. Kasus: di Minamata (Jepang), 1953 akibat buangan merkuri dari pabrik plastik PVC.

5) Asbes

Asbes dalam air minum akan menyebabkan asbestosis

6) Se (Selenium)

Menyebabkan radang usus dan kerusakan pada jaringan.

7) As (Arsen)

Merupakan logam berat yang mempunyai toksisitas atau daya racun tinggi. Keracunan kronis menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan sistem pencemaran, kelainan ginjal, gangguan mental, neuritis perifer, perubahan pada kulit dan kanker kulit.

8) Cr (Chrom)

Adanya Chrom menandakan adanya pencemaran dan limbah industri karena senyawa logam ini tidak terdapat di air yang ada di alam (murni). Diduga dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan pada saluran pernafasan.

9) Co (Cobalt)

Menyebabkan kerusakan sel tubuh.

10) Sianida

Sifatnya mudah larut dalam air, bila terminum bersama air minum dapat menyebabkan gangguan metabolisme oksigen.

11) Ag (Perak)

Masuknya perak kedalam air minum umumnya berasal dan industri yang mencetak foto.

Penelitian El-Hassan et. Al (2009) terhadap dua kanal berbeda yang berada di Kafr El-Sheikh Governorat (terletak di utara Delta Nil Mesir) yaitu Kanal Dakalt (kanal irigasi yang ditingkatkan/diperbaiki) dengan Kanal Sandla (kanal irigasi yang tidak ditingkatkan/diperbaiki). Sampel penelitian ini di diambil secara acak 150 keluarga petani masing-masing dari penduduk kedua kanal tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Penelitian Kanal di Daerah Dakalt dan Daerah Sandla, Mesir




Selengkapnya klik KANAL DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN untuk penjelasan lebih lanjut.